SUARA SALIRA
DUKUNG TERUS SUARA SALIRA, DUKUNGAN SAHABAT, SEMANGAT BAGI KAMI. KLIK SAWERIA.CO/SUARASALIRA ---- SUARA SALIRA | 100 PERSEN NOSTALGIA | SIARAN RADIO INTERNET 24 JAM.

Diduga gara-gara pondasi asal-asalan, saluran irigasi di Sumelap jebol dan bikin warga kecewa berat

Suka lagu-lagu nostalgia?
Yuk, dengerin Radio Internet SUARA SALIRA.
Radio yang khusus memutar musik nostalgia pilihan — temani hari-hari sahabat dengan kenangan indah masa lalu.
Sahabat juga bisa request lagu favorit, dan akan diputar dalam waktu sekitar 5 menit kemudian!
Dengarkan langsung lewat HP sahabat.
Cukup install aplikasinya di https://suarasalira.com/android/

SUARA SALIRA | KOTA TASIKMALAYA – Para petani di Kampung Sumelap, Kelurahan Sumelap, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, sedang dibuat pusing. Soalnya, saluran irigasi utama yang jadi tumpuan ratusan hektare sawah di sana mendadak ambrol cukup parah pada Minggu, 9 November 2025.

Akibatnya, aliran air langsung terhenti total. Mau nggak mau, para petani jadi was-was karena musim tanam sebentar lagi tiba. Mereka khawatir gagal tanam kalau air tak segera kembali mengalir.

Yang bikin tambah geregetan, warga menduga kuat kalau penyebabnya bukan karena faktor alam, tapi karena pondasi saluran itu dikerjakan asal jadi.

“Airnya udah nggak ngalir normal sejak dinding irigasi itu jebol. Kami berharap pihak pelaksana proyek bisa tanggung jawab,” ungkap salah satu petani berinisial J waktu ngobrol sama tim Suara Salira.

Petani lain juga bilang kalau pondasi irigasi itu terlihat dangkal banget dan kayaknya nggak sesuai aturan. Mereka juga menyebut pengawasan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) terlalu lemah.

“Kalau BBWS lebih tegas ngawasin, mungkin nggak bakal kejadian kayak gini. Kesan pekerjaannya sih kayak buru-buru aja,” tambahnya.

Dari hasil pantauan tim di lapangan, dugaan warga itu memang masuk akal. Pondasinya kelihatan terlalu tipis buat nahan tekanan air besar, apalagi pas debit lagi tinggi-tingginya.

Sampai berita ini ditulis, Senin, 10 November 2025, pihak BBWS belum juga turun tangan buat ngecek langsung ke lokasi. Belum ada tanda-tanda perbaikan ataupun evaluasi dari pihak terkait.

Wartawan media Sergap, Asep Kodrat, juga sempat menyoroti masalah ini. Menurutnya, dulu waktu perbaikan irigasi dilakukan oleh kelompok petani atau P3A, hasilnya malah lebih awet dan rapi dibandingkan yang dikerjakan oleh pihak ketiga seperti sekarang.

“Proyek yang dikerjakan petani sendiri malah lebih bagus. Sekarang pakai kontraktor luar, hasilnya ambrol. Ini harusnya jadi bahan evaluasi BBWS,” ujarnya.

Warga dan para petani Sumelap berharap banget ada tindakan cepat dari BBWS dan pihak proyek sebelum musim tanam dimulai, supaya sawah mereka nggak benar-benar kekeringan.

Kontributor/Wartawan: Tim Liputan Gabungan

error: Content is protected !!