SUARA SALIRA | KAB. CIAMIS – Warga Desa Sukasenang, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, lagi-lagi dibuat kesal sama aktivitas truk pengangkut ayam broiler milik PT Ternak Ayam Sae (SAE). Pasalnya, truk-truk raksasa itu disebut sering bawa muatan kelewat batas alias melebihi tonase jalan desa, yang bikin aspal cepat rusak parah.
Kekesalan warga akhirnya meledak dalam rapat audiensi di Balai Desa Sukaresik, Rabu (15/10/2025). Dalam pertemuan itu, Irfan Ramdani, selaku Kaur Umum & Aset Desa Sukasenang, terang-terangan menyebut aktivitas PT SAE bikin umur jalan “pendek umur”.
“Harusnya jalan ini bisa awet sampai lima tahun, eh baru dua tahun udah rusak lagi. Padahal uang desa juga terbatas buat perbaikan,” ujar Irfan dengan nada kecewa.
Jalan Desa Jadi Korban, APBDes Ketarik ke Tambal Jalan
Menurut Irfan, kerusakan jalan akibat beban truk yang berlebihan itu bikin desa harus keluar dana lebih cepat dari jadwal. Harusnya bisa dipakai buat program lain, malah habis buat nutup lubang jalan.
Dari sisi hukum, pelanggaran ini sebenarnya berat lho. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, jelas tertulis kalau kendaraan wajib menyesuaikan daya angkut dan kelas jalan. Kalau bandel, bisa kena pidana dua bulan atau denda sampai Rp500 ribu (dan bisa naik di aturan terbaru).
Selain itu, UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan juga melarang siapa pun bikin jalan rusak atau ganggu fungsinya. Jadi, kalau truk-truk PT SAE tetap nekat lewat dengan muatan berlebih, itu udah jelas termasuk pelanggaran.
Warga Tuntut Tanggung Jawab PT SAE
Warga dan perangkat Desa Sukasenang akhirnya sepakat buat menuntut PT SAE supaya bertanggung jawab. Mereka pengin tiga hal:
- Perbaikan Jalan Total – Jalan yang rusak harus diperbaiki kembali sampai layak pakai.
- Kompensasi Kerugian – Ganti rugi buat kerusakan dan biaya perbaikan yang udah bikin APBDes jebol.
- Patuh Aturan Tonase – Truk ayam jangan lagi bawa muatan berlebihan, sesuaikan sama kelas jalan.
Selain bikin jalan rusak, warga juga ngeluh karena debu, dan bau tak sedap dari truk ayam yang lewat setiap hari. “Kalau musim hujan, jalan jadi becek banget. Kalau kering, debunya kayak kabut,” kata salah satu warga yang hadir di audiensi.
Sampai berita ini ditulis, pihak PT SAE belum memberi tanggapan resmi soal tuntutan warga dan kerusakan jalan yang mereka sebabkan.
Kontributor/Wartawan: Heri Heryanto