SUARA SALIRA | KOTA TASIKMALAYA – Udah masuk bulan Agustus nih, waktu di mana biasanya semangat merah putih berkibar di mana-mana. Tapi ternyata, di Puskesmas Panglayungan, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, ada yang bikin warga ngelus dada: Bendera Merah Putih yang sobek masih aja dikibarin kayak nggak ada yang salah.
Warga sekitar, Dede Miftah, jadi salah satu yang cukup prihatin. Ia sempat melihat langsung kondisi bendera yang robek itu dan menyayangkan kenapa bisa lolos dari perhatian.
“Sebentar lagi kan 17 Agustus, masa iya bendera rusak gini dibiarkan aja? Itu kan simbol negara, harusnya dihormati,” kata Dede dengan nada kecewa saat ditemui, Senin (4/8/2025).
Dede bilang dia udah coba ngubungi pihak Puskesmas buat minta penjelasan, tapi ternyata kepala Puskesmas-nya lagi cuti, jadi belum ada tanggapan resmi.
Bukan Sekadar Seragam Upacara, Ini Soal Hukum
Ternyata bukan cuma masalah tampilan aja lho, bendera sobek yang masih dikibarkan itu juga bisa kena sanksi hukum. Dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera dan Lambang Negara, disebut jelas bahwa bendera yang rusak, sobek, kusam, atau kusut, nggak boleh dikibarkan.
Bahkan ada ancaman hukuman juga—mulai dari penjara sampai denda ratusan juta rupiah. Jadi, ini bukan sekadar “lupa ganti bendera” aja, tapi udah masuk wilayah pelanggaran.
Ketua Gibas Angkat Bicara
Asep Camat, Ketua Sub Gibas Panglayungan, juga nggak tinggal diam. Dia menyampaikan kekecewaannya karena menurutnya, kantor pemerintah seharusnya jadi contoh baik, terutama dalam hal penghormatan simbol negara.
“Kalau instansi pemerintah aja cuek kayak gini, gimana masyarakat bisa ikut peduli? Ini bulan kemerdekaan, harusnya makin semangat dong,” ujar Asep.
Kejadian ini jadi pengingat keras buat semua pihak, terutama instansi publik, buat lebih jeli dan sigap menjaga simbol negara. Bendera bukan cuma kain dua warna—tapi lambang perjuangan dan harga diri bangsa. Jangan sampai semangat kemerdekaan cuma sekadar dekorasi.
Heri Heryanto