SUARA SALIRA
DUKUNG TERUS SUARA SALIRA, DUKUNGAN SAHABAT, SEMANGAT BAGI KAMI. KLIK SAWERIA.CO/SUARASALIRA ---- SUARA SALIRA | 100 PERSEN NOSTALGIA | SIARAN RADIO INTERNET 24 JAM.
BERITA  

Dari Zakat Rp 22 Juta, UPZ Panyingkiran Sulap Desa Jadi Kampung Zakat Berdaya!

Suka lagu-lagu nostalgia?
Yuk, dengerin Radio Internet SUARA SALIRA.
Radio yang khusus memutar musik nostalgia pilihan — temani hari-hari sahabat dengan kenangan indah masa lalu.
Sahabat juga bisa request lagu favorit, dan akan diputar dalam waktu sekitar 5 menit kemudian!
Dengarkan langsung lewat HP sahabat.
Cukup install aplikasinya di https://suarasalira.com/android/

SUARA SALIRA | KAB. CIAMIS – Siapa sangka, dari sebuah desa kecil di Ciamis, muncul gerakan luar biasa yang penuh semangat dan kepedulian. Nama desanya Panyingkiran. Di sana, warga kompak banget buat urusan zakat. Lewat Unit Pengumpul Zakat (UPZ) lokal, mereka rutin ngumpulin dana zakat, infak, dan sedekah — nominalnya gak main-main, sekitar Rp 22 juta setiap bulan!

Cerita ini dibagikan langsung sama Ismail Hamisi, ketua UPZ Kampung Zakat Desa Panyingkiran, waktu ngobrol bareng awak media di kantor BAZNAS Kabupaten Ciamis, Senin, 21 Juli 2025. Kata Pak Ismail, angka itu bukan sekadar duit, tapi simbol dari kuatnya kesadaran sosial masyarakat.

“Ini murni dari masyarakat, tiap bulan stabil di angka segitu. Luar biasa kan?” ujar Ismail, dengan wajah yang kelihatan bangga banget.

▪️ Sistem Pengumpulan yang Teratur, Rahasia Suksesnya

Rutin dapat Rp 22 juta tentu bukan hasil sulap. Ada kerja sistematis di balik semua itu. Ismail cerita, pengumpulan dana dimulai dari tiap RT dan RW. Desa Panyingkiran punya 3 dusun, 8 RW, dan 33 RT yang semuanya aktif nyetor data dan dana dari warganya.

Setelah semua dana dikumpulkan dari 1.872 Kepala Keluarga (KK), mereka verifikasi satu per satu. Gak asal serah terima, tapi dicek betul biar gak ada yang meleset.

Uniknya lagi, tim UPZ-nya ini super teliti. Koin pun mereka pisah-pisahin. Koin Rp 100, Rp 200, Rp 500, sampai uang kertas, semua diklasifikasikan dengan cermat sebelum disetor ke BAZNAS.

“Biasanya dipilih-pilih dulu, mana koin kecil, mana yang gedean, mana uang kertas. Biar rapi dan jelas,” tambah Ismail, sambil senyum.

▪️ Jadi Contoh Nyata, Bukan Sekadar Cerita

Apa yang dilakukan warga Desa Panyingkiran ini bukan cuma soal pengumpulan dana, tapi juga pengelolaan yang transparan dan bisa dipertanggungjawabkan. Hasil dari dana zakat ini bener-bener berdampak ke masyarakat — dari bantuan sosial, pemberdayaan ekonomi, sampai kegiatan keagamaan.

Cerita ini nunjukkin kalau zakat bukan cuma kewajiban, tapi juga potensi besar buat ngangkat taraf hidup warga. Bayangin aja kalau desa-desa lain bisa ngikutin langkah Panyingkiran, pasti makin banyak wilayah yang maju bareng.

Salut buat Pak Ismail dan seluruh tim UPZ yang udah kerja keras. Dan tentu, buat warga Panyingkiran yang gak pernah lelah buat saling bantu. Ini baru namanya “dari warga, oleh warga, untuk warga”!

Heri Heryanto

error: Content is protected !!