SUARA SALIRA
DUKUNG TERUS SUARA SALIRA, DUKUNGAN SAHABAT, SEMANGAT BAGI KAMI. KLIK SAWERIA.CO/SUARASALIRA ---- SUARA SALIRA | 100 PERSEN NOSTALGIA | SIARAN RADIO INTERNET 24 JAM.
BERITA  

Relokasi, Pelatihan, dan Wisata: Tiga Rencana Pemkot Cirebon di Argasunya

Suka lagu-lagu nostalgia?
Yuk, dengerin Radio Internet SUARA SALIRA.
Radio yang khusus memutar musik nostalgia pilihan — temani hari-hari sahabat dengan kenangan indah masa lalu.
Sahabat juga bisa request lagu favorit, dan akan diputar dalam waktu sekitar 5 menit kemudian!
Dengarkan langsung lewat HP sahabat.
Cukup install aplikasinya di https://suarasalira.com/android/

SUARA SALIRA – KOTA CIREBON – Ada yang menarik dari kunjungan lapangan yang dilakukan jajaran pimpinan daerah Kota Cirebon ke kawasan bekas galian C di Argasunya, Senin, 2 Juni 2025 kemarin. Meski kawasan tambang itu udah resmi ditutup sejak 2004, ternyata di lapangan masih ada warga yang nekat nambang manual.

Rombongan yang datang lumayan komplit—dipimpin langsung oleh Wali Kota Cirebon, Pak Effendi Edo, bareng Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar, Dandim, Danlanal, Kepala BNN, Sekda, serta tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Camat Harjamukti. Mereka menyusuri titik-titik yang dianggap rawan kayak di Cibogo, Kopi Luhur, Surapandan, Kedung Jumbleng, sampai Cadas Ngampar.

Wali Kota bilang, masalah tambang ini gak bisa diselesaikan setengah-setengah. Harus serius, harus dari banyak sisi—terutama dari sisi keamanan warga dan juga latar belakang ekonomi yang bikin mereka terpaksa nambang lagi.

“Kita gak bisa cuma ngelarang doang, harus ada solusi yang adil dan manusiawi. Lagi kita pikirin buat ubah kawasan itu jadi tempat wisata edukatif atau zona konservasi,” kata Pak Wali Kota dengan nada optimis.

Sementara itu, Pak Kapolres juga ngasih pandangan. Katanya, ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi juga soal perut rakyat.

“Kami tahu kok, mereka bukan pengen melanggar hukum, tapi karena keadaan. Tapi tetap, hukum harus ditegakkan. Tapi kita buka juga ruang dialog, biar gak ada yang merasa disingkirkan,” jelas beliau.

Dan ternyata bener, hasil obrolan bareng warga nunjukin banyak yang masih hidup dari aktivitas tambang karena gak punya skill lain dan gak tahu mesti kerja apa lagi.

“Kami siap kok, asal ada pelatihan atau kerja pengganti yang jelas,” ujar Pak Taryono, Ketua RW 08 di Kopi Luhur.

Yang cukup bikin deg-degan, salah satu bekas galian cuma beberapa meter dari SDN Cadas Ngampar. Kepala sekolahnya jelas khawatir. Gimana gak, tiap hari anak-anak main di dekat jurang! Untungnya, Sekda bilang sudah ada rencana relokasi dan lahan baru di Kopi Luhur buat bangun sekolah yang lebih aman.

Ada juga ide menarik yang sempat dibahas bareng warga: bikin bekas tambang itu jadi tempat wisata komunitas. Selain aman, juga bisa nyiptain lapangan kerja baru.

“Saya dukung banget kalau dijadiin tempat wisata. Siapa tahu saya bisa buka warung atau jadi pemandu wisata di sana,” kata Pak H. Aripin, salah satu pemilik lahan.

Forkopimda dan tim lainnya juga janji gak bakal tinggal diam. Edukasi dan penyuluhan terus digencarkan biar gak ada yang balik nambang ilegal. Di sisi lain, Pemkot Cirebon juga diminta buat gak cuma ngomong doang soal alih profesi, tapi beneran nyusun program yang bisa dijalanin.

Kunjungan hari itu berlangsung aman dan kondusif. Dan jadi bukti kalau semua pihak udah mulai serius cari solusi biar Argasunya jadi wilayah yang aman, ramah, dan produktif buat semua warganya.

R. Arif Martawijaya

error: Content is protected !!