SUARA SALIRA
DUKUNG TERUS SUARA SALIRA, DUKUNGAN SAHABAT, SEMANGAT BAGI KAMI. KLIK SAWERIA.CO/SUARASALIRA ---- SUARA SALIRA | 100 PERSEN NOSTALGIA | SIARAN RADIO INTERNET 24 JAM.
BERITA  

Pasirbatang dan BAZNAS dalam Sorotan: Ketika Harapan Warga Disandera oleh Birokrasi dan Ketidakjelasan

Suka lagu-lagu nostalgia?
Yuk, dengerin Radio Internet SUARA SALIRA.
Radio yang khusus memutar musik nostalgia pilihan — temani hari-hari sahabat dengan kenangan indah masa lalu.
Sahabat juga bisa request lagu favorit, dan akan diputar dalam waktu sekitar 5 menit kemudian!
Dengarkan langsung lewat HP sahabat.
Cukup install aplikasinya di https://suarasalira.com/android/

SUARA SALIRA | KAB. TASIKMALAYA – Menjelang perayaan HUT ke-80 RI, biasanya suasana kampung ramai dengan lomba, bendera, dan hiasan. Tapi di Kampung Cikarang, Desa Pasir Batang, Kecamatan Manonjaya, ada cerita yang jauh dari meriah: kisah seorang kakek yang hidup sendirian di rumah nyaris roboh.

Pada Jumat, 15 Agustus 2025, H. Wahyu — pemilik Durian Kujang Cikoneng, Ciamis — bareng Satuan Brimob Batalyon D Pelopor Cineam Polda Jabar (diwakili IPDA Rosadi), menggelar bakti sosial. Mereka membagikan paket sembako dan beras untuk para lansia kurang mampu di kampung itu. Beberapa penerima bantuan di antaranya Ibu Ocoh (70), Ibu Aah (70), dan Bapak Uli (85).

Tapi ada satu nama yang bikin hati banyak orang terenyuh: Kakek Subhan (80).

Rumah Reyot dan Sunyi yang Menyentil Nurani

Kakek Subhan hidup sebatang kara. Rumahnya sudah nyaris roboh, dindingnya lapuk, lantainya bolong-bolong. Saat melihat langsung kondisi itu, H. Wahyu mengaku hatinya campur aduk.

“Kita nggak bisa diam aja lihat keadaan begini. Beliau sudah tua, hidup sendiri, rumahnya nggak layak banget. Seharusnya ini jadi perhatian utama lembaga sosial,” ucap H. Wahyu, dengan nada tegas tapi penuh keprihatinan.

Ia juga blak-blakan menyebut Baznas dan Dinas Sosial agar tidak cuma duduk di kantor. “Masa harus nunggu pengusaha atau aparat yang bergerak? Bukannya tugas mereka itu ada di garda terdepan untuk urusan begini?” tambahnya.

Pertanyaan yang Menggantung untuk Baznas

Keluhan ini bukan tanpa alasan. Banyak warga merasa heran ke mana larinya dana zakat, infak, dan sedekah yang dikumpulkan setiap tahun. Jika orang seperti Kakek Subhan masih luput dari bantuan, berarti ada yang harus dibenahi.

Cepat tanggap, transparansi, dan tepat sasaran bukan cuma jargon. Di lapangan, fakta sering kali berkata lain. Dan sayangnya, yang rugi adalah orang-orang yang benar-benar butuh.

Brimob: Semangat Kemerdekaan Bukan Cuma Upacara

IPDA Rosadi, Komandan Kompi Dua Brimob Polda Jabar, mengapresiasi penuh langkah H. Wahyu. Menurutnya, ini adalah contoh nyata mengisi kemerdekaan dengan hal yang bermanfaat.

“Kita dukung penuh kegiatan seperti ini. Semoga jadi inspirasi untuk banyak orang. Hari kemerdekaan itu nggak cuma bendera dan lomba, tapi juga tentang peduli sesama,” kata Rosadi.

Kisah ini jadi pengingat, bahwa di balik semangat merah putih, masih ada banyak cerita warga yang bertahan hidup dalam keterbatasan. Terkadang, bantuan datang bukan dari anggaran besar atau program resmi, tapi dari hati yang nggak tega melihat penderitaan orang lain.

Heri Heryanto

error: Content is protected !!