SUARA SALIRA | KAB. KARIMUN – Cari kerja di kampung halaman ternyata bukan perkara gampang buat sebagian warga Karimun, apalagi yang sudah berumur dan nggak punya keahlian khusus. Alhasil, banyak yang nekat berangkat ke Malaysia buat nyari rezeki, walau cuma bermodal paspor pelancong.
Tapi, langkah mereka malah dihadang isu kurang sedap. Ada kabar miring soal praktik pungli (pungutan liar) yang katanya dilakukan oleh oknum petugas imigrasi di Pelabuhan Domestik Karimun. Biaya yang disebut-sebut sebagai “uang gerenti” ini diduga jadi lahan basah buat oknum nggak bertanggung jawab.
Menurut hasil selidik dari tim LSM Forkorindo bareng beberapa jurnalis, sebelum berangkat ke Malaysia, para calon pekerja harus bayar lagi ke agen sekitar Rp1.050.000 per orang, yang katanya termasuk biaya gerenti tadi.
Merasa nggak beres, LSM Forkorindo langsung kirim surat resmi ke Kepala Kantor Imigrasi Karimun buat minta penjelasan. Tapi, sampai sekarang? Sepi-sepi aja tuh, nggak ada jawaban resmi dari pihak Imigrasi.
Ketua Umum Forkorindo, Tohom Sinaga, juga nggak tinggal diam. Dia sampe ketemu Wakil Menteri Hukum dan HAM Bidang Keimigrasian di Jakarta, hari Selasa, 5 Agustus 2025 kemarin. Tujuannya? Laporin langsung dugaan permainan ini.
“Udah waktunya Kepala Kantor Imigrasi Karimun dicopot. Kasihan masyarakat kecil yang jadi korban. Ini juga merusak citra pelayanan publik dan bikin negara rugi, karena uangnya nggak masuk ke kas negara,” ujar Tohom dengan nada serius.
Kasus ini jadi perhatian banyak pihak. Semoga segera ada langkah tegas biar nggak makin banyak rakyat kecil yang jadi korban pungli.
Edward Simanjuntak