SUARA SALIRA
DUKUNG TERUS SUARA SALIRA, DUKUNGAN SAHABAT, SEMANGAT BAGI KAMI. KLIK SAWERIA.CO/SUARASALIRA ---- SUARA SALIRA | 100 PERSEN NOSTALGIA | SIARAN RADIO INTERNET 24 JAM.
BERITA  

Kolaborasi Cegah Radikalisme, Kominda & TNI Gandeng Ormas Islam Biar Tasik Tetap Adem

Suka lagu-lagu nostalgia?
Yuk, dengerin Radio Internet SUARA SALIRA.
Radio yang khusus memutar musik nostalgia pilihan — temani hari-hari sahabat dengan kenangan indah masa lalu.
Sahabat juga bisa request lagu favorit, dan akan diputar dalam waktu sekitar 5 menit kemudian!
Dengarkan langsung lewat HP sahabat.
Cukup install aplikasinya di https://suarasalira.com/android/

SUARA SALIRA | KOTA TASIKMALAYA – Guna menjaga Tasikmalaya tetap kondusif dan nggak gampang disusupi paham-paham radikal, Komite Intelijen Daerah (Kominda) bareng TNI dari Kodim 0612 dan Pemkot Tasik ngadain forum ngobrol bareng alias Forum Group Discussion (FGD). Nggak main-main, yang diajak ngobrol pun dari berbagai organisasi Islam yang aktif di daerah.

Temanya juga cukup berat tapi penting: “Meneguhkan Persatuan Bangsa: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat dalam Menjaga Stabilitas Pertahanan dan Keamanan”. Tapi, tenang… suasananya tetap cair dan penuh semangat kolaborasi.

Salah satu yang ngisi forum ini adalah Kapten Infanteri H. Herlan Ramdhani alias Mang Haji Ule, dari Pasi Intel Kodim 0612. Beliau mengingatkan bahwa menjaga keamanan itu bukan cuma urusan aparat, tapi urusan semua warga.

“Kalau mau hidup aman dan tenteram, ya semua pihak harus turun tangan. Kita di TNI siap kok bersinergi bareng Pemkot dan warga,” kata Mang Ule.

Menariknya lagi, beliau juga cerita pengalamannya selama ditugaskan di daerah-daerah yang dulu panas banget, seperti Papua, Maluku, dan Ambon. Khusus Ambon tahun 1999, katanya, itu masa yang paling nggak bakal dilupain—karena konflik di sana benar-benar bikin hati miris: banyak korban jiwa, tempat ibadah rusak, dan luka sosial yang dalam.

Lewat forum ini, ia mengajak semua pihak lebih terbuka komunikasi antarumat beragama dan antar-lembaga. Soalnya, paham radikal itu sering menyusup lewat celah-celah kecil yang nggak disadari.

“Kalau kita kompak, mereka nggak bakal bisa masuk. Ini soal menjaga rumah kita sendiri dari yang niatnya mau rusak,” lanjutnya.

Ia juga bahas soal kenapa sih radikalisme bisa muncul. Ternyata banyak faktornya, mulai dari tekanan ekonomi, kondisi sosial, hingga psikologis. Masyarakat yang kesulitan ekonomi cenderung lebih mudah dipengaruhi—apalagi kalau disodorin solusi instan yang dibalut ideologi ekstrem.

“Jangan salah, mereka bisa masuk lewat narasi-narasi yang seolah-olah menolong, padahal jebakan,” ujarnya.

Di sisi lain, perwakilan dari Pemkot Tasikmalaya, Ajat Sudrajat dari Kesbangpol, juga ngasih pandangannya. Ia bilang, sinergi antara TNI, Kominda, dan Pemkot itu penting banget. Bukan cuma buat jaga keamanan, tapi juga buat bantu suksesin program-program nasional.

“Dari urusan makan bergizi gratis, pelayanan kesehatan, sampai ketahanan pangan, peran mereka tuh strategis banget,” jelasnya.

Ajat juga berharap, kegiatan kayak gini nggak cuma rame pas diskusi doang, tapi ada tindak lanjut yang konkret dan terus-menerus. Soalnya, keamanan dan kesejahteraan kota nggak bisa instan—harus dijaga bareng-bareng, terus menerus.

Heri Heryanto

error: Content is protected !!