SUARA SALIRA
DUKUNG TERUS SUARA SALIRA, DUKUNGAN SAHABAT, SEMANGAT BAGI KAMI. KLIK SAWERIA.CO/SUARASALIRA ---- SUARA SALIRA | 100 PERSEN NOSTALGIA | SIARAN RADIO INTERNET 24 JAM.

Mak Darsih dan Gubuk Tua: Kisah Sendiri dalam Derita, Dimana Pemerintah?

Suka lagu-lagu nostalgia?
Yuk, dengerin Radio Internet SUARA SALIRA.
Radio yang khusus memutar musik nostalgia pilihan — temani hari-hari sahabat dengan kenangan indah masa lalu.
Sahabat juga bisa request lagu favorit, dan akan diputar dalam waktu sekitar 5 menit kemudian!
Dengarkan langsung lewat HP sahabat.
Cukup install aplikasinya di https://suarasalira.com/android/

SUARA SALIRA KAB. CIAMIS – Di pojokan sunyi Kampung Cantigi, Desa Kujang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, ada kisah yang bikin hati siapa pun miris. Namanya Mak Darsih, nenek berusia 65 tahun yang menjalani hari-harinya sendirian, ditemani sakit dan kemiskinan yang seperti nggak pernah mau pergi.

Nenek satu ini hidup di rumah reot yang lebih mirip kandang ayam daripada tempat tinggal. Rumah dari bambu tua, atap bocor, dinding bolong, lantai tanah… lengkap sudah penderitaannya. Dan parahnya lagi, beliau dalam kondisi sakit parah, tapi tetap harus bertahan tanpa keluarga yang mendampingi.

Kabar soal kondisi Mak Darsih ini mulai terdengar lebih luas setelah H. Wahyu, salah satu tokoh masyarakat setempat, berkunjung ke rumah beliau pada Minggu, 25 Mei 2025. Hatinya langsung terenyuh begitu melihat langsung kondisi rumah dan fisik Mak Darsih.

“Saya nggak nyangka. Beliau tinggal sendiri, sakit parah, dan rumahnya udah nggak layak banget buat ditinggali,” ujar H. Wahyu dengan suara sedih.

Rumah atau Runtuhan?

Bayangin aja, Mak Darsih tidur di rumah yang tembus angin dari segala arah. Ventilasi hampir nggak ada, sinar matahari pun susah masuk. Gimana bisa pulih dari sakit kalau tempat tinggalnya aja lebih mirip gubuk tua yang nunggu roboh?

Sepi dan Sakit, Tanpa Keluarga

Yang lebih memilukan, Mak Darsih nggak punya siapa-siapa. Nggak ada anak, cucu, atau keluarga yang nemenin. Dia cuma bisa berharap pada tetangga yang kadang datang bantu, itu pun nggak rutin dan nggak selalu bisa diandalkan.

Seruan Kemanusiaan: Yuk, Bantu Mak Darsih!

Melihat situasi seperti ini, H. Wahyu pun nggak tinggal diam. Beliau mengajak siapa pun yang tergerak hatinya—entah itu pemerintah, lembaga sosial, atau kita sebagai warga biasa—untuk turun tangan.

“Mak Darsih butuh banyak bantuan. Mulai dari pengobatan, makanan, sampai tempat tinggal yang layak. Kalau bukan kita, siapa lagi?” seru H. Wahyu penuh harap.

Catatan Kecil dari Pelosok Negeri

Cerita Mak Darsih bukan satu-satunya. Di luar sana masih banyak lansia yang bernasib sama: hidup sendiri, dalam sakit, di rumah tak layak, dan jauh dari sorotan. Yuk, jangan cuek. Karena bisa jadi, di sekitar kita ada “Mak Darsih” lain yang juga butuh uluran tangan.

Heri Heryanto

error: Content is protected !!